Kerjaan
Bukit Berdiri pada abad XV berkedudukan diatas sebuah bukit yang datar, jauhnya
2 kilometer dari kota Takengon. sekarang dinamakan dengan Kampong Bebesen.
Rajanya yang pertama yang bernama “Sengeda” ( w. 1610 M ). Menurut versi John
R. Bowen dalam bukunya “Sumatran Politics and Poetis, Gayo History
1900-1989” bahwa pendiri Kerajaan Bukit adalah “Saeda” The founder of bukit,
saeda ( sengeda in other versions ) came into being in the vilange of Serule.
Pendiri Kerajan Bukit adalah bernama Saeda ( Sengeda dalam versi yang lain ),
datang dari Kampong Serule.
Selanjutnya
John R. Bowen, juga mengatakan bahwa “ the Sultan of Aceh Showed favor on
Saeda, named him ruler of bukit, and gave him five royal daggers. Saeda
married two moment from Aceh. The first bore him two sons who became lesser
rulers in Bukit. the second brought two sons with her : Menet, who became the
of Edge Bukit, and Mpus Kolaq, who was the first person in gunung line. she
then bore him to sons : Merah Lama, dan Panglima Perang Dagang.
Kalimat
diatas, dapat dipahami bahwa Sultan Aceh memperhatikan kecakapan Saeda dalam
memimpin Kerajaan Bukit, dia diberikan lima kerajaan yang besar. Saeda
menyunting dua orang gadis dari Aceh. Istri yang pertama mempunyai dua orang
anak yang kemudian menjadi urursan pemerintahan di Bukit. Istri kedua membawa
dua orang anak, Menet yang kemudian menjadi Reje di Bukit, dan Mpus
Kolaq sebagai Raja Gunung. Dua orang anak dari istrinya yang pertama adalah
Merah Lama dan Panglima Perang Dagang.
Dalam
sumber yang lain dijelaskan bahwa Sengeda ini menyunting Janda yang bernama Cut
Meurah Ati Putri T. Cik Ahmad dari kerajaan Meureudu Aceh Pidie, yang mempunyai
dua orang putra yaitu Empus Kolaq dan Panglima Perang Dagang. Sebelum iy
menikah Reje Sengeda berjanji kepada istrinnya kedua dan anak tirinya, kelak
akan dijadikan Raja Bukit “Lah” dan Menet diangkat menjadi Raja Bukit “ Iwih.
Tetapi raja-raja kecil ini tunduk dibawah kekuasaan Raja Bukit “Sengeda”.
Pada
waktu itu, wilayah lingkungan kekuasaan raja-raja kecil, ruang lingkungannya
masih terbatas, penduduknya masi sedikit, sedangkan wilayah sangat luas,
sehingga terjadi pembauran diantara mereka, maka terdapatlah belah-belah (clan)
di bawah pimpinan seorang penghulu dan wakil atau Bedel Raja Bukit.
Kendatipun mereka berbaur antara satu belah dengan belah yang lainnya,
penduduknya saling asuh dan asih, setiap problema yang terjadi diselesaikan
dengan jalan musyawarah lembaga Sarakopat. Pada waktu itu tidak ada satu
permasalahanpun yang tidak dapat diselesaikan oleh Sarakopat, Sarakopat
benar-benar berfungsi menjalankan amanah yang diberikan Allah swt. demi
kepentingan rakyat.
Segala persoalan rakyat, baik berupa
pelanggaran, penyimpangan, perkelahian, perbuatan yang melanggar Sumang
(sumbang) dapat diselesaikan oleh Sarakopat, berdasarkan syariat Islam
dan adat istiadat Gayo. Pada masa Kerajaan Bukit ini Dalam Kampung Kebayakan
terdapat Belah-Belah adalah seebagai berikut:
·
Belah Bukit Lah
·
Belah Bukit Iwih
·
Belah Gunung
·
Belah Penghulu Brukhsyah
·
Belah Kala atau Kuala
·
Belah Penghulu Mude
·
Belah Penghulu Jalil
·
Belah Gading
·
Belah Cik
·
Belah Penghulu Sagi
·
Belah Meulem
·
Belah Bujang
·
Belah Timangan
·
Belah Batin
·
Belah Serule
·
Belah Lot
·
Belah Asir-Asir
·
Belah One-One
·
Belah Demun
·
Belah Kenawat
·
Belah Angkup
·
Belah Toweren
·
Belah Rawe
·
Belah Bewang
·
Belah Bintang
·
Belah Dedamar
·
Belah Meuye
·
Belah Kelitu
·
Belah Telong
·
Belah Genting Samin
·
Belah Keloang
·
Belah Tembolon
·
Belah Badak
·
Belah Kute Lintang
·
Belah Rosep
·
Belah Tunyang
·
Belah Jalong, dan Lain-lain
Sedangkan Silsilah-Silsilah Kerajaan Bukit ini dapat
dilihat dalam tabel berikut ini:
TABEL 2.2
SILSILAH-SILSILAH KERAJAAN
BUKIT
NAMA KERAJAAN
|
NO. URUT
|
NAMA RAJA
|
Raja Bukit
Raja Bukit
Raja Bukit
Raja Bukit
Raja Bukit
Raja Bukit
Raja Bukit
Raja Bukit
Raja Bukit
Raja Bukit
Raja Bukit
Raja Bukit
Raja Bukit
|
Ke I
Ke II
Ke III
Ke IV
Ke V
Ke VI
Ke VII
Ke VIII
Ke IX
Ke X
Ke XI
Ke XII
Ke XIII
|
Sangeda
Panglima Perang Dagang
Menet
Empun Raja
Empun Bar
Empun Tinggi
Tengku Pakeh
Mamat
Aman Husein Bintara
Kadir
Ma’mun
Raja Ilang
Zainuddin
|
Sumber:
H. AR Latief, Pelangi Kehidupan Gayo dan alas
Demikian silsilah-silsilah raja-raja kecil
yang tunduk dibawah kekuasaan Raja Bukit seperti Raja Gunung, Raja Bukit Lah
dan Raja Bukit Iwih dapat dilihat dalam tabel berikut:
TABEL
2.3
SILSILAH
RAJA-RAJA KECIL YANG TUNDUK DIBAWAH KERAJAAN BUKIT
NO
|
RAJA GUNUNG
|
RAJA BUKIT LAH
|
RAJA BUKIT IWIH
|
01
|
Raja Empu Kolak
|
Panglima Perang Dagang
|
Reje Menet
|
02
|
Panglima Keleton
|
Empun Bal
|
Empun Reje
|
03
|
Empun Bertih
|
Datuk Dio
|
Empun Bar
|
04
|
T. Garut
|
Sabah Empun Tri
|
Empun Tinggi
|
05
|
T. Zainal
|
Mamat
|
T. Pakeh
|
06
|
T. Johan
|
Ma’mun
|
Kadir
|
07
|
R. wahab
|
Zainuddin
|
Kasah
|
Sumber:
H. AR Latief, Pelangi Kehidupan Gayo dan Alas
Menurut versi yang disampaikan oleh putra raja Wahab
yang bernama Syarifuddin bahwa setelah raja Sengeda mangkat, untuk menghindari
peperangan satu daerah keturanan, maka Sultan Aceh menetapkan bahwa Raja
Gunung, Raja Bukit Lah, dan Raja Bukit Iwih, sebagai raja otonom atau yang
berdiri sendiri, tunduk langsung dibawah Kerajaan Aceh Darussalam dan
masing-masing mendapat Bawar dari Sultan.
0 komentar:
Posting Komentar