Bersusun
lagu belo, rempak lahu re
Murum
kite mukamul, rempak mi kao bebujang
Didong
merupakan salah satu bagian dari kesenian Gayo. Didong ini dimainkan secara
berkelompok/ grup. Awalnya didong dimainkan sekitar 40 orang, yang terdiri dari
ceh sebagai vokal/ pensyair, tingkah
sebagai penanda didong dimulai dan selebihnya pelengkap dari keberlangsungan
kesenian tersebut.
Didong
mulai ada sebelum kemerdekaan Indonesia yakni pada tahun 1938. Awalnya didong
hanya sebatas syair namun ketika dimainkan dengan disertai tepukan tangan dan
mulai berkembang hingga ketukan-ketukan mulai terahkan.
Biasanya
didong dilakukan untuk persembahan seperti galang dana membangun mesjid,
jembatan, dan lain-lain. Mesjid yang mendapatkan donasi dari didong adalah
Mesjid Agung Ruhama Takengon dan salah satu jembatannya adalah Jembatan Lukup
Badak.
Berbicara
mengenai didong, tidah sah bila tidak langsung pada ahlinya, yakni Zulfikar
yang kerap disapa Zul Dewan merupakan salah satu dari bagian dari berkembangnya
didong di Tanah Gayo yang berasal dari Kampung Bukit, Kebayakan. Beliau
merupakan salah satu ceh dari grup didong yang bernama Grup Dewantara bersama
Ceh Daman (Guru Beliau).
Saat
ini beliau merupakan ceh tertua yang masih bisa kita jumpai. Usia beliau kini
sudah 72 Tahun, awal beliau menggeluti seni didong ketika ia masih duduk di
kelas 3 SR (Sekolah Rakyat). Guru beliau adalah Ceh Daman, yakni yang berasal
dari Gunung Bukit. Beliau merupakan ceh 1 dan Ceh Zul sebagai ceh 2.
Didong
yang ia mainkan bersama grupnya sudah dipersembahkan hampir seluruh wilayah
yang ada Di Provinsi Aceh. Bukan hanya itu saja, beliau juga pernah
mempersembahkan didong dihadapan Presiden yang pada masa itu masih dijabat oleh
Presiden Soeharto di Jakarta. Banyak hal yang ia peroleh dari hasil didong,
bahkan hampir semua kebutuhan hidupnya didapatkan dari itu.
Berikut
adalah petikan syair didong yang pernah beliau bawakan :
Murum kite mukamul
Rempak ni kunul kao bebujang
Murum kite mugelung
Atan ni pangung bertepok runcang
Juran- juran –jurani
Teliti ike suling gamang
Juran juran jurani
Sarung jemen seruni padang